10 Februari 2008

Lembaga 'Pemasyarakatan'


Saat kita main Monopoli, ada kalanya kita dihukum dan harus masuk penjara. Lebih sering sih karena perintah dari kartu ‘dana umum’. Begitu dipenjara, tentu saja kita akan kehilangan kesempatan untuk berinvestasi membeli salah satu aset di bidang permainan, hal terpenting dalam permainan ini. Untuk bisa bebas dari penjara, kita mesti melakukan sesuatu. Mencapai angka kembar pada kocokan dadu, misalnya.

Penjara di Indonesia pada kenyataannya, tidak juga berarti hukuman sebenarnya. Jangan bilang sama saya kalo dihukum penjara di Indonesia itu tidak enak. Ya, karena memang penjara di Indonesia tidak dimaksudkan untuk mengisolasi narapidana dari dunia luar. Tidak juga berarti dibatasi hak-haknya.

Kita sudah sama-sama tahu bahwa narapidana yang sudah punya pasangan hidup di luar penjara, sama sekali tidak kehilangan hak untuk memuaskan kebutuhan biologis dengan pasangannya. Bisa dilakukan di penjara, atau di luar penjara dengan izin yang dikeluarkan secara legal.

Siapa bilang dipenjara berarti kehilangan kontak dengan dunia luar? Jangankan bawa TV sendiri, punya handphone juga tidak dilarang. Dengan demikian bisnis narkoba tetap bisa dikendalikan oleh bandar dan pengedar meskipun dari dalam sel. Bahkan, transaksi juga bisa dilakukan di dalam penjara. Roy Marten sudah mempublikasikan fakta ini. Walaupun sudah dikoreksi, tapi kebenaran fakta tidak berubah kan?

Mari kita lihat Nurdin Halid yang begitu menikmati hidupnya di penjara. PSSI dan antek-anteknya tidak pernah lupa minta petunjuk dari beliau untuk mengambil keputusan strategis organisasi.

Tidak perlu menunggu sampai keluarga ada yang meninggal untuk bisa pergi keluar sel seperti Probosutedjo. Ricardo Gelael, dulu, bisa sesekali keluar hotel prodeo hanya untuk melepas penat saat weekend untuk berbelanja di pusat perbelanjaan.

Walaupun sudah ditempatkan di Nusa Kambangan, jangan khawatir terisolasi. Lihat saja Tommy yang bisa keluar berobat karena sakit yang katanya lumayan berat. Masih beratkah sakitnya sekarang?

Bukan hanya kasur spring bed. Anda tentu sudah menyaksikan Kick Andy edisi pekan lalu. Para narapidana kejahatan kerah putih telah memutuskan untuk melanjutkan kuliah sambil menunggu masa hukumannya selesai. Tidak tanggung-tanggung, mereka ambil bidang hukum di perkuliahan penjaranya. Bayangkan sebuah kombinasi pengalaman korupsi miliaran rupiah dengan pengetahuan hukum yang begitu memadai. Mereka tetap bisa mempraktekkan hasil kombinasi ini, karena fasilitas grasi selalu siap tersedia, bahkan untuk paket pengurangan hukuman sebanyak 15 tahun penjara.

Episode Kick Andy yang cukup aneh. Seolah-olah berpesan pada kita untuk tidak takut divonis 20 tahun penjara sekalipun. Cukup ‘berkelakuan baik’, anda bisa bebas dalam 2 atau 3 tahun. Sementara menunggu, mari ‘belajar’ tentang hukum. Mumpung narapidana boleh kuliah.

Di Indonesia, penjara sesungguhnya adalah ketika anda tidak berdaya secara finansial dan politik. Anda hanya diangkat beberapa bulan menjelang pemilihan umum. Sisanya… nikmati saja ketidakadilan yang begitu legal. Jangan takut, ada ratusan juta lainnya yang juga bernasib sama seperti anda. Ditindas-tindas, dan tidak dipedulikan.

Selamat datang di Indonesia.. !!


1 komentar:

Anonim mengatakan...

Salut tulisan anda BRO... sebagai ungkapan kemarahan pribadi, tetapi bukan dari pengalaman pribadi, karena kalau dari pengalaman pribadi, ANDA MENGATAKAN HIDUP DI PENJARA ITU ENAK, maka perlulah sama-2 kita periksa ke dokter jiwa atau dokter jiwa yang sakit jiwa, apapun yang anda tulis tidak mewakili kehidupan didalam penjara, adapun masalah napi ikut kuliah hukum..... adalah perwujudan bahwa merekapun walupun NAPI adalah manusia ciptaan Allah, sedangkan Allah yang pencipta kita saja, tidak menvonis umat ciptaanNYA seperti anda sebagai sesama manusia......, marah boleh BRO..... tapi lihatlah dengan nurani kebenaran dan berkunjunglah kepenjara, bukan hanya sekedar membuang waktu mengikuti kuliah hukum itu..... tetapi mereka sadar telah dipermainkan oleh hukum dan uang, sehingga mereka ingin memperdalam hukum dalam arti sebenar-benarnya...., dan ingatlah BRO.... Allah itu Maha Adil, Allah tidak akan menanyakan soal pernah dipenjara atau tidak, tetapi menanyakan soal TAKWA dan TAWAKAL manusia itu sendiri...., Semoga komentar ini hanya saling mengingatkan kita sebagai sesama makhluk Allah dimuka bumi ini.