17 Agustus 2008

Kebun Mimpi

Hari itu, Pondok Indah Mall berwujud lain..

Bolak-balik, saya seperti harus masuk dari pintu belakang. Melewati jalan dengan bata blok, seperti areal parkir. Berjalan kaki, tapi memutar seperti mobil hendak berbalik arah. Lalu sampailah di bagian dalam gedung mall. Itupun seperti lorong-lorong berliuk-liuk. Untung tidak gelap. Untung tidak sepi manusia lain. Untung bertemu sapaan. Jadi tidak terlalu menakutkan.



Hari itu, ada mobil-mobilan warna merah yang saya tuntun dengan tali..

Saya tidak sedang berumur 5 tahun. Saya berada di ujung dekade ke dua dalam hidup saya. Tapi tak banyak yang heran dengan saya dan mobil-mobilan itu. Bahkan mereka seperti ingin memainkannya atau memilikinya.

Hari itu, tidak terbayangkan bagaimana ujungnya..

Kebun mimpi saya bertambah isinya. Satu lagi bertambah oleh bunga tidur yang aneh..

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Absurditas cogito ergo sum, nampaknya mulai memainkan peranannya dalam membentuk mimpi-mimpi nona ghana. Ergo sum solus nona, that's why you walk in silency. Atau dalam bahasa Inem nya: "Malam minggu kok sendiri?" hehehe