Mudah-mudahan ini bukan gejala penuaan..
Saya pikir semua orang akhirnya terlanjur menikmati bermain di pekarangan pikirannya sendiri. Bagaimanapun karakternya, setiap orang mengalami pertambahan usia. Lalu, semakin percaya dan yakin pula pada kebenaran logika dan perasaannya.
Saya sedang jatuh cinta pada Laskar Pelangi, film dan juga soundtracknya. Agak lain dari biasanya, saya tidak banyak menularkan kecintaan saya ini. Ya, satu dua orang sih saya coba pengaruhi. Berhasil atau tidak, saya juga tidak tau sejauh mana. Yang jelas, saya juga tau banyak yang tidak suka, kecewa, mencoba mengkritik sedetil mungkin, bahkan mungkin juga ada yang tidak peduli. Tapi saya tetap mencintainya. Rasanya, film ‘Laskar Pelangi’ bersama soundtracknya telah menjadi salah satu hal yang muncul pada hidup saya pada saat yang tepat, dengan dramatisasi yang pas pula. Pokoknya, saya cinta.. Mungkin anda tidak juga perlu tau apa dan bagaimana saya mencintainya.
Kalaupun ini gejala penuaan, mudah-mudahan saya bisa gunakan untuk mengasahnya menjadi parameter kedewasaan..
Sama seperti bencinya saya pada film-film horor atau setengah-porno murahan yang akhir-akhir ini diproduksi. Saya harus terima fakta bahwa di luar
Akhirnya..
Saya cinta Nidji dengan ‘Laskar Pelangi’nya..
‘Menarilah dan terus tertawa, walau dunia tak seindah surga. Bersyukurlah pada Yang Kuasa. Cinta kita di dunia, selamanya..’
Aah, ademnya…
1 komentar:
"macam anak setan saja orang orang tu"
dan semua pun tertawa, entah apa yang ditertawakan...mungkin mentertawakan diri sendiri yang mewarisi polah sulit diatur. lihatlah tragedi pasuruan...hehehe
harun, penyelamat dan inspirator. tak ada harun, tak ada pula kelas tu, tak ada kelas tak ada pula laskar pelangi, tak ada laskar pelangi tak bertambah pula pundi kekayaan miles.haruN=THE HERO
Posting Komentar