02 Desember 2007

Ruang Tunggu


Menunggu. Andaikan ia hanya sekedar menunggu angkot lewat, menunggu obat selesai diracik oleh apoteker, menunggu kucing kesayangan melahirkan, menunggu 30 menit lagi untuk istirahat makan siang atau menunggu di antrian teller bank. Cukup sekali mengucap ‘sabar’, ta da…… angkot datang, obat sudah dikemas, 3 anak kucing lucu-lucu sudah bergerak-gerak, jarum panjang dan jarum pendek sudah berhimpit menunjuk angka 12, dan layar monitor sudah menunjukkan nomor antrian kita.

Tapi tidak semudah itu hidup bermekanisme. Menunggu punya begitu banyak wajah. Senyum simpul, tawa ceria, raut masam, kening menekuk, sorot mata melesu, wajah merah padam, bahkan rambut rontok, pipi tirus, bibir pecah-pecah, lidah kelu, dan kelopak mata sembab. Paling tidak sekali dalam hidup, kita dipertemukan dengan menunggu berwajah garang, menenteng kantong plastik besar berisi banyak emosi dan perasaan mendalam untuk kita. Awas, siap-siap depresi.

Tidak percaya? Anda boleh mencicipi rasa menunggu yang ini. Menunggu datangnya pekerjaan baru, atau yang lebih istimewa lagi ; menunggu orang yang kita sayang putus dari pacarnya.
Dunia dan kehidupannya seperti sebuah ruang tunggu besar atas keinginan masing-masing penghuni dunia ini. Kita merasa, memutar otak, dan mengasah akal hingga mendapatkan ide tentang apa yang kita bisa lakukan selama menunggu keinginan kita terwujud. Sekedar baca majalah? Main catur? Scrabble? Monopoli? Bersenandung? Atau berbalas pantun?

Ruang tunggu ini memang menyesakkan. Karena kita tiba-tiba ada di sini, ikut menunggu tapi, bisa jadi, tidak persis tahu apa yang sebenarnya sedang kita tunggu. Banyak dari kita perlu berdarah-darah untuk sekedar tahu apa yang kita ingin tunggu. Lalu? Kembali berdarah-darah mengupayakannya, mengusahakannya, mengharapkannya. Menunggunya… !! Berdarah-darah pula ketika yang datang bukanlah yang ditunggu.
Hidup di dunia. Rentang periode yang aneh…

Pada akhirnya kita membutuhkan lebih banyak orang, bahkan untuk bersenandung sekalipun. Experience the time together, and hopefully the next thing come to us is something that we’re waiting for..


Tidak ada komentar: