17 Januari 2008

Jodoh Dompet

Begini-begini, saya sudah empat kali berjodoh…


Yang pertama saya nikahi karena kecocokan. Kita bisa hidup bersama selama 2 tahun. Kita saling menyayangi, bahkan dalam keadaan yang prihatin. Saya cukup tidak peduli bahwa di luar sana banyak orang serba berkelebihan. Saya pikir, kalau saya sendiri bisa nyaman dan tenang dalam kekurangan itu, kenapa mesti resah? Satu setengah tahun pertama benar-benar membuat saya bahagia. Tapi enam bulan terakhir dalam hubungan kita, saya mulai tergoda dengan yang lain. Bagaimana tidak? Dia mulai banyak menghabiskan perhatian untuk orang lain. Saya semakin tidak diperhatikan. Saya semakin dibuat merasa tidak berarti. Akhirnya saya tinggalkan dia tanpa putusan pengadilan. Biar saja, saya rasa dia cukup merasa bahwa dialah paling bertanggung jawab atas kegagalan hubungan kita. Biar saja disebut berhenti menafkahi lahir batin secara tiba-tiba…. menghilang. Biar saja….


Saya tinggalkan yang pertama karena saya bertemu yang kedua ini. Tidak langsung sih. Saya sempat berpikir lama juga karena saya mempertimbangkan pendapat dan perasaan keluarga dan orang-orang terdekat kalau saya memilih si kedua ini. Akhirnya saya berkesimpulan, ini lebih kepada saya sendiri. Saya sendiri yang harus bisa menerimanya terlebih dahulu. Kalau lalu kita baik-baik saja, pasti semua orang bisa menerima. Begitulah, saya akhirnya menemukan jodoh saya yang kedua. Hubungan kita sangat mesra sekali. Semua teman saya mendukung hubungan ini, walaupun keluarga butuh waktu lebih lama untuk bisa menerimanya. Saya tidak ambil pusing. Tiga tahun yang amat sangat membahagiakan dan harus berakhir karena dia dipanggil yang Maha Kuasa… Saya masih sayang sama dia. Rindu untuknya selalu melahirkan kubangan di lensa mata. Kadang saya biarkan menetes, kadang saya tahan.



Sempat vakum beberapa bulan, saya mencoba untuk berjodoh lagi. Berjodoh sih, tapi ternyata hanya untuk waktu 2,5 bulan. Quickie Express. Mengerikan!!! Mungkin saya yang salah. Kurang menghabiskan waktu lebih banyak untuk mengenalnya luar dalam. Kali ini, saya putuskan pisah baik-baik. Dengan putusan pengadilan dan dilengkapi surat-surat yang diperlukan.


Anehnya, hanya selang satu minggu saya kembali berjodoh dengan yang lain. Saya butuh pendamping secepatnya, dan yang ini terlihat cukup seksi. Sebenarnya saya pernah mengidamkan yang seperti ini. Maka, semua saya putuskan sesegera mungkin. Yup, saya suka dengan keseksiannya walaupun dia judes. Nah, kejudesan inilah yang akhirnya menjadi alasan saya menyudahi semuanya. Persis setengah tahun saja saya berjodoh dengannya. Pasti kuasa Tuhan… Siapa lagi?


Manusia butuh pasangan sebagai pendamping. Ia perlu berjodoh. Tidak mungkin kapok, walaupun telah berjodoh empat kali dan hanya satu yang cerai mati. Sisanya cerai hidup-hidup.


Saya harus yakin, Sang Maha Mendengar tak perlu memasang kuping mendengar mau saya, Sang Maha Kuasa tak perlu bersusah payah mewujudkan impian saya, Sang Maha Kaya tak pernah kehabisan sumber daya untuk dicurahkan kepada saya. Saya harus yakin…. harus yakin itu…. walaupun gak mudah. Saya mau tetap meyakini itu.


Alam raya…. bukalah segala jalan untuk saya. Amien


3 komentar:

Anonim mengatakan...

AMIEN....loe terlalu tangguh untuk hal2 beginian

Kucing Garong mengatakan...

mudah-mudahan dapet jodoh lagi. yang gak judes, yang gak cepet mati, yang cakep luar dalem, yang bikin tenang dunia akherat. Rela deh kalo harus di luar kota, yang penting elo seneng dod.

Anonim mengatakan...

G.. bisa ngerasain apa yang lu rasa ko dod!!! dan itu terjadi pd g juga kok..
Berat memang!!!? tapi qt harus lewati itu semua. dan itu pasti akan ada hikmahnya.. So... maju terus ya brooo...